Trump warns of 'secondary sanctions' after slapping 50% tariff on India for buying Russian oil

Duta Besar Tiongkok untuk India Xu Feihong pada hari Kamis mengecam Presiden AS Donald Trump atas pemaksaan tarif 50 persennya di New Delhi.

“Berikan inci itu satu inci, dia akan memakan waktu satu mil,” tulis utusan Cina ke India di X.

Posnya menemani kutipan oleh Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi, yang mengatakan pada 6 Agustus bahwa AS menggunakan tarif untuk menekan negara lain.

“Menggunakan tarif sebagai senjata untuk menekan negara lain melanggar piagam PBB, merusak aturan WTO dan tidak populer dan tidak berkelanjutan,” katanya dalam panggilan telepon dengan Celso Amorim, kepala penasihat untuk presiden Brasil.

Pernyataan Feihong datang beberapa jam setelah Trump mengindikasikan kemungkinan menampar tarif ekstra di Cina untuk pembelian minyak Rusia yang berkelanjutan.

Pada hari Rabu (waktu setempat), presiden AS telah mencapai India dengan tarif tambahan 25 persen yang secara khusus terkait dengan pembelian minyak Rusia. India telah merespons dengan menyebut keputusan itu ‘malang’ dan membandingkan dirinya dengan negara -negara lain, termasuk Cina, yang telah membeli minyak dari Rusia tetapi tidak menghadapi hukuman seperti itu.

Donald Trump mengisyaratkan tarif China tambahan

Donald Trump pada hari Kamis mengindikasikan bahwa ia dapat meningkatkan tarif di China atas hubungannya yang berkelanjutan dengan Rusia, sebuah negara yang ia baru -baru ini ditegur karena perangnya dengan Ukraina.

Pada konferensi pers di Gedung Putih, presiden AS ditanya apakah sanksi sekunder yang serupa akan berlaku untuk Cina, mengingat bahwa orang Cina adalah pembeli terbesar minyak mentah Rusia.

“Itu mungkin terjadi, saya belum tahu, saya belum bisa memberi tahu Anda, kami melakukannya dengan India dan kami melakukannya mungkin dengan beberapa yang lain, salah satunya bisa menjadi Cina,” jawab Trump.

Menurut information oleh Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih (CERA) untuk Juni 2025, Cina telah membeli 47 persen ekspor mentah Rusia, diikuti oleh India (38 persen), UE (6 persen), dan Turkiye (6 persen).

“China akan selalu memastikan pasokan energinya dengan cara yang melayani kepentingan nasional kita,” kementerian luar negeri China diposting pada X pada hari Rabu, menanggapi ancaman AS untuk memberlakukan tarif 100 persen.

“Pemaksaan dan penekan tidak akan mencapai apa pun. Cina akan dengan tegas mempertahankan kedaulatan, kepentingan keamanan, dan pembangunannya,” kata kementerian itu.

Tautan sumber