Selasa, 30 Desember 2025 – 06: 50 WIB

Jakarta — Laporan terbaru ESET Risk Report H 2 2025 dari ESET Study mengungkap sejumlah temuan penting yang memicu alarm serius lantaran meningkatnya kasus penipuan online, kebocoran data, dan ransomware yang menargetkan individu maupun bisnis.

Baca Juga:

Wajah dan Suara Bisa Dicuri AI, Penipuan Digital Kian Menggila

Laporan itu antara lain mengungkap bahwa serangan siber berbasis teknologi kecerdasan buatan (AI) kini bukan lagi sekadar teori, melainkan sudah digunakan secara nyata oleh pelaku kejahatan electronic.

Di dalam ESET Threat Report H 2 2025, yang merangkum data periode Juni hingga November 2025, ESET mencatat kemunculan PromptLock, ransomware berbasis AI pertama yang diketahui mampu membuat skrip berbahaya secara dinamis.

Baca Juga:

10 Miliarder Ini Panen Cuan Ribuan Triliun di 2025

Hal ini menandai babak baru dunia kejahatan siber, di mana AI tidak hanya dipakai untuk menipu korban, tetapi juga untuk mengotomatisasi dan mempercepat serangan siber.

“Selama ini AI sudah digunakan untuk membuat konten phishing atau fraud sehingga makin hari makin tampak menyakinkan. Namun, kemunculan ransomware berbasis AI seperti PromptLock menunjukkan arah ancaman yang jauh lebih serius dan ini perlu menjadi alarm system,” kata CTO Prosperita Team, Yudhi Kukuh, di Jakarta, Senin, 29 Desember 2025

Baca Juga:

Ledakan Data Facility AI bikin Dunia Ketar-ketir

Ia juga menemukan bahwa method penipuan investasi dan fraud online terus berevolusi. Salah satunya adalah Nomani rip-off, yang mengalami peningkatan deteksi hingga 62 persen secara tahunan (YoY).

Pelaku kini menggunakan deepfake berkualitas tinggi, situs phishing yang dibuat oleh AI, serta iklan digital yang berumur sangat singkat untuk menghindari pendeteksian. Ancaman ransomware juga menunjukkan peningkatan yang tajam.

Menurut ESET, jumlah korban ransomware pada 2025 melampaui total sepanjang 2024 bahkan sebelum akhir tahun, dengan proyeksi kenaikan 40 persen YoY.

Akira dan Qilin saat ini mendominasi model ransomware-as-a-service, sementara pendatang baru seperti Warlock menghadirkan teknik penghindaran yang lebih canggih.

Yang mengkhawatirkan, ransomware tidak hanya menyasar perusahaan besar. UKM, institusi pendidikan, layanan kesehatan, hingga individu menjadi target empuk, terutama yang belum memiliki sistem keamanan berlapis atau kebiasaan electronic yang aman.

Tanpa 5 Skill Ini, Siap-siap Tertinggal di 2026

Indonesia tengah memasuki fase di mana teknologi tidak lagi sekadar meningkatkan cara kerja yang sudah ada, tetapi juga secara mendasar mendefinisikan ulang …

img_title

VIVA.co.id

30 Desember 2025

Tautan Sumber