Pria yang dituduh memasang bom pipa di luar markas DNC dan RNC pada malam sebelum serangan 6 Januari 2021 di US Capitol mengatakan dia menyasar kedua belah pihak karena “merekalah yang bertanggung jawab,” kata penyelidik government pada hari Minggu.
Brian Cole Jr., seorang pria berusia 30 tahun asal Virginia, mengatakan kepada FBI bahwa dia terinspirasi oleh klaim tak berdasar Presiden Trump bahwa pemilu tahun 2020 telah dicurangi, dan dia yakin seseorang harus melakukan sesuatu untuk mengatasinya.
Cole mengatakan kepada FBI jika “sesuatu yang sama pentingnya dengan pemungutan suara dalam pemilihan government sedang dirusak dan “didegradasi batal demi hukum” maka “seseorang perlu angkat bicara,” menurut dokumen yang dirilis Minggu.
Dalam dokumen tersebut, FBI berpendapat agar Cole tetap ditahan di penjara sampai persidangannya. Pengacara Cole belum mengajukan argumen mereka sendiri menjelang sidang penahanan yang dijadwalkan pada hari Selasa.
Setelah awalnya menyangkal bahwa dialah orangnya terlihat di video clip menanam bom pada malam 5 Januari 2021, di luar markas besar nasional kedua partai di Washington, DC, Cole akhirnya mengakui skema tersebut dalam wawancara panjang lebar dengan agen FBI, kata FBI.
Cole mengklaim “tidak ada seorang pun” yang mengetahui pandangan politiknya dan dia mengatakan kepada keluarganya bahwa dia berkendara sejauh 20 mil ke utara dari Woodbridge, Virginia, ke ibu kota negara untuk menghadiri protes mendukung Trump, menurut jaksa.
Namun sebaliknya, dia malah menempatkan dua bom pipa rakitan itu ke dalam kotak sepatu, lalu meletakkannya di luar markas DNC dan RNC dengan pengatur waktu 60 menit, kata penyelidik. Tidak ada bom yang benar-benar meledak, dan tidak ada yang terluka. Cole mengaku dia “lega” karena perangkat tersebut tidak meledak.

Investigasi ini membingungkan FBI selama hampir lima tahun, sebelum terobosan dalam kasus ini menyebabkan penangkapan Cole pada 4 Desember. Dalam lima tahun persembunyiannya, Cole mereset ponselnya ke pengaturan pabrik sebanyak 943 kali kata FBI pada hari Minggu.
Story Cole terjadi beberapa jam sebelum ratusan pendukung Trump menyerbu Capitol AS dalam upaya menghentikan Kongres mengesahkan kemenangan Joe Biden dalam pemilihan presiden. Trump memaafkan semua orang dihukum dan dituduh melakukan kejahatan tersebut setelah kembali menjabat pada tahun 2025









