Minggu, 28 Desember 2025 – 09: 30 WIB
Jakarta — Prestasi besar tak selalu lahir dari fasilitas mewah atau latar belakang keluarga berada. Kisah Adi Darmawan menjadi bukti nyata bahwa keterbatasan ekonomi bukan penghalang untuk menembus panggung tertinggi olahraga Asia Tenggara.
Baca Juga:
Bonus Offer Atlet SEA Gamings 2025 Belum Cair, Menpora Sebut Rp 1 Miliar Akan Ditransfer Langsung ke Rekening Atlet
Atlet Timnas Hockey Indoor Indonesia itu sukses mempersembahkan medali emas bagi Merah Putih pada SEA Gamings 2025 Thailand. Lebih dari sekadar kemenangan, torehan tersebut menyimpan perjalanan panjang penuh pengorbanan, yang dimulai dari keluarga sederhana.
Adi tumbuh sebagai anak buruh pabrik harian lepas. Sang ibu hanya berdagang kecil demi membantu kebutuhan keluarga. Kondisi itu membuat Adi terbiasa menekan keinginannya sendiri, termasuk saat mulai jatuh cinta pada olahraga hockey.
Baca Juga:
Taklukkan Tuan Rumah di SEA Games, Vicky Tahumil Bawa Harapan Baru Tinju Indonesia Menuju Olimpiade Los Angeles 2028
“Saya hanya anak buruh pabrik harian lepas dan ibu saya hanya pedagang kecil. Jadi, saya tidak tega meminta kepada ayah dan ibu hanya buat membeli peralatan stik hockey yang harganya sekitar Rp 1 juta. Itu kan uang besar dan pasti memberatkan apalagi saya memiliki dua adik yang juga butuh biaya. Makanya, saya setiap hari mengumpulkan uang jajan yang hanya Rp 5 ribu dan rela pergi dan pulang berjalan kaki ke sekolah demi sebuah stik,” kata Adi dikutip Kemenpora.
Perkenalan Adi dengan hockey bermula saat duduk di bangku SMAN 14 Kabupaten Tangerang, Banten. Dari seorang master olahraga bernama Kusnadi, Adi mulai mengenal olahraga yang kala itu masih terdengar asing bagi keluarganya.
Baca Juga:
Akhir Era Para Legenda, 5 Atlet Legendaris Indonesia Resmi Gantung Sepatu Usai SEA Gamings 2025
“Saya pertama kali punya stik dari pemberian Pak Kusnadi. Saya baru punya stik sendiri dari hasil mengumpulin uang jajan. Dan, saya menggunakan stik tersebut hingga masuk kuliah gratis dari jalur prestasi,” ungkapnya.
Keraguan sempat datang dari orang tua. Mereka mempertanyakan masa depan olahraga yang belum familiar tersebut. Namun Adi memilih menjawabnya dengan kerja keras di lapangan.
“Very first time menekuni olahraga hockey awalnya orang tua bilang itu olahraga apa dan bisa apa tidak kamu mainnya. Seperti ayah dan ibu tidak percaya dan meragukan makanya saya terus berusaha dan berlatih sungguh-sungguh,” ujarnya.
Lahir di Jakarta pada 22 April 1999, Adi perlahan menapaki tangga prestasi. Dari level daerah hingga provinsi, namanya mulai diperhitungkan. Saat masih kuliah, ia akhirnya menembus Timnas Hockey Indoor Indonesia. Sejak itu pula, dukungan orang tua tak lagi ragu, berganti doa dan harapan besar.
Halaman Selanjutnya
Kesempatan pertama mengikuti pemusatan latihan nasional datang menjelang SEA Games ke- 31 Filipina 2019 Namun, Adi belum masuk skuad akhir. Ia mengaku menganggap kegagalan tersebut sebagai belum datangnya rezeki, terlebih saat itu kondisi keuangannya belum memungkinkan untuk mengurus paspor dan visa guna mengikuti training school di Eropa. Adi merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Budi Leksono dan Ida Munawaroh.










