Minggu, 28 Desember 2025 – 00:02 WIB
Jakarta – Masjid Raya KH Hasyim Asy’ari Jakarta Barat dipadati jamaah yang khusyuk dalam gelaran “Doa Untuk Negeri: Satu NU, Satu Bangsa”, Jumat malam, 26 Desember 2025.
Baca Juga:
Ayah Gus Miftah Meninggal Dunia
Acara yang diinisiasi oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini menjadi wadah spiritual warga Nahdliyin untuk mendoakan pemulihan pascabencana di Sumatera serta keselamatan bangsa dari ancaman iklim ekstrem. Scroll untuk info lengkapnya, yuk!
Suasana haru dan khidmat berpadu dengan gelak tawa saat Gus Miftah naik mimbar. Pendakwah nyentrik ini membeberkan kisah di balik layar yang cukup menggelitik terkait persiapan acara yang serba mendadak tersebut. Semuanya bermula dari obrolan telepon dengan Prof. Dr. Sufmi Dasco Ahmad.
Baca Juga:
Di Tengah Polemik Status Bencana, Gus Miftah Gercep Kirim Bantuan ke Sumatera
“Baru 3 hari yang lalu, saya itu teleponan sama Pak Dasco. Pak Dasco bilang begini sama saya, ‘Gus, saya rindu dengan istighosahnya orang NU. Mumpung ini musibah yuk istighosah’,” ucap Gus Miftah menirukan permintaan Dasco.
Tantangan itu langsung disambut Gus Miftah dengan menghubungi Saifullah Yusuf alias Gus Ipul. Pemilihan Gus Ipul bukan tanpa alasan, mengingat posisinya sebagai Menteri Sosial yang dinilai strategis dalam penanganan bencana.
Baca Juga:
Gus Miftah Angkat Bicara Soal Video Trans7 Diduga Hina Kiai: Santri Bukan Budak!
“Kenapa Gus Ipul? Karena Menteri Sosial. Waktunya mepet. Justru yang mengingatkan kita orang luar. Gus, bikin istighosah. Oke. Istighosah itu kan artinya memohon pertolongan. Waktu mepet 3 hari. Kita enggak ada anggaran sama sekali,” cerita Gus Miftah blak-blakan.
Gus Miftah pun membagikan anekdot lucu tentang “negosiasi” kilatnya dengan Gus Ipul. Ternyata, Gus Ipul memberikan syarat khusus agar Gus Miftah bisa menghadirkan Habib Zaidan, namun dengan catatan biaya ditanggung sendiri oleh Gus Miftah.
“Gus Ipul bilang sama saya, ‘Gus, Gus Miftah datang, tolong bawa Bib Zaidan. Yang bayari Bib Zaidan Gus Miftah’. Oke. Jadi ini dipaksa ngaji, sekaligus suruh bayari sholawatan,” kelakarnya yang langsung disambut riuh tawa hadirin.
Meski diwarnai candaan soal pendanaan, Gus Miftah menegaskan bahwa esensi dari acara ini adalah kebersamaan. Ia menyebut Gus Ipul dan Gus Ipang Wahid juga turut merogoh kocek pribadi alias urunan demi suksesnya acara doa bersama ini.
Halaman Selanjutnya
“Gus Ipul urunan, Gus Ipang juga urunan. Ini menunjukkan apa? Kalau ada orang yang mengatakan NU itu tidak kompak, coba Anda lihat malam hari ini. Ternyata NU kompak luar biasa,” tegas Pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji tersebut.









