Para pemain dan penggemar sepak bola India mengalami momen-momen buruk selama bertahun-tahun karena penipuan usia.
Penipuan terkait usia masih menjadi salah satu masalah yang paling persisten dan merusak dalam sepak bola India, yang menghambat perkembangan generasi muda dan kompetisi yang adil di tingkat akar rumput dan elit. Dari tur internasional hingga liga pemuda nasional, beberapa kasus penting telah mengungkap skala masalah dan kebutuhan mendesak akan tindakan verifikasi usia yang lebih ketat.
Lima kasus berikut menggambarkan bagaimana penipuan usia mempengaruhi sepak bola India mulai dari kompetisi sekolah akar rumput hingga puncak sepak bola India yaitu Liga Super India (ISL). Meskipun upaya untuk memerangi praktik ini, termasuk tes usia tulang dan protokol dokumentasi yang lebih ketat, mulai dilakukan, namun insiden yang terus terjadi menunjukkan bahwa perubahan sistemik dan kewaspadaan masih diperlukan.
Berikut adalah lima kasus penipuan terkait usia di sepak bola India yang menjadi berita utama dalam beberapa tahun terakhir:
5. East Bengal FC dihukum di AIFF U-17 Youth League
Salah satu klub tertua dan terkenal di Kolkata, East Bengal FC, menghadapi penalti di AIFF U-17 Youth League setelah dituduh menurunkan pemain di atas usia. Kontroversi tersebut menyebabkan denda dan pengurangan poin, serta menyoroti masalah registrasi ganda dan dokumentasi yang tidak akurat dalam sistem federasi.
Tudingan tersebut bukan hanya soal kelebihan pemain, tapi juga penggunaan nama palsu. Selanjutnya, Federasi Sepak Bola Seluruh India (AIFF) telah menangguhkan Aniket Kaur dari tim U-17 East Bengal FC.
4. 12 pemain gagal dalam tes TW3 dalam Pasukan Piala Dr. BC Roy Odisha
Penipuan usia kembali menjadi sorotan di Piala Dr. BC Roy, kejuaraan sepak bola junior nasional. 12 pemain dari tim Odisha dinyatakan tidak memenuhi syarat setelah gagal dalam penilaian kematangan kerangka TW3 menggunakan perangkat BoneXpert yang dibuat oleh perusahaan Denmark Visiana.
Tes TW3, yang memperkirakan usia biologis melalui perkembangan tulang, semakin banyak digunakan di India untuk melawan kecurangan usia. Pengungkapan ini menimbulkan kekhawatiran mengenai kelayakan dan keadilan dalam salah satu kompetisi pemuda utama di negara tersebut dan meningkatkan kekhawatiran tentang kurangnya perhatian AIFF untuk memberantas permasalahan ini dalam sepak bola India.
3. 87 pemain didiskualifikasi pada turnamen Piala Subroto U-14
Pada bulan Oktober 2023, di turnamen Piala Subroto U-14, salah satu turnamen sepak bola tingkat sekolah terkemuka di India, secara mengejutkan 87 dari total 126 pemain gagal dalam tes penentuan usia yang dilakukan menjelang kompetisi. Tingkat kegagalan yang tinggi ini menyebabkan 15 tim didiskualifikasi di kelompok umur tersebut.
Perkembangan mengejutkan ini terungkap setelah Tes Pemeriksaan Usia Skeletal dilakukan sesuai peraturan turnamen dan pedoman yang diberikan oleh AIFF. Insiden ini menggarisbawahi betapa meluasnya penipuan terkait usia di tingkat dasar olahraga ini, di mana pencatatan dan verifikasi seringkali merupakan hal yang paling lemah dalam Sepak Bola India.
2. Kontroversi usia “pencetak gol termuda” ISL Gourav Mukhi

Gourav Mukhi menjadi pusat perhatian selama musim Liga Super India 2018-19 saat berusia 16 tahun, ketika dia mencetak gol untuk Jamshedpur FC dalam hasil imbang 2-2 melawan Bengaluru FC. Saat itu, Mukhi dipromosikan sebagai pencetak gol termuda dalam sejarah liga.
Namun, Mukhi sebelumnya pernah mengaku melakukan penipuan usia saat kejuaraan nasional U-15 2015, di mana ia dan beberapa rekan satu timnya kedapatan menyerahkan akta kelahiran palsu dan berusia di atas umur. Menyusul pengungkapan tersebut, mantan Jamshedpur FC diskors oleh AIFF selama enam bulan setelah perbedaan usia muncul, dan pendaftarannya dicabut sebelum ia kemudian didaftarkan ulang dengan dokumentasi yang benar.
1. Kontroversi yang melibatkan kapten India U-15 Eric Lalsangzuala
Tim sepak bola India U-15 mengunjungi Italia untuk “tur eksposur” pada bulan April 2019, dengan Eric Lalsangzuala menjadi kapten tim India U-15 dalam pertandingan melawan Slovenia. Namun, pemain tersebut terlibat dalam masalah besar setelah diketahui bahwa ia berusia sekitar 18 bulan lebih tua dari kategori usia yang diperbolehkan.
Catatan dalam sistem registrasi pusat Federasi Sepak Bola Seluruh India menunjukkan tanggal lahir yang membuatnya tidak memenuhi syarat untuk kompetisi U-15. Terlepas dari kontroversi tersebut, Lalsangzuala kemudian menandatangani kontrak dengan Bengaluru FC, menyoroti bagaimana skandal penipuan usia masih dapat membuat pemain naik ke peringkat profesional.
Untuk pembaruan lebih lanjut, ikuti Khel Sekarang Facebook, Twitter, Instagram, Youtube; unduh Khel Sekarang Aplikasi Android atau Aplikasi iOS dan bergabunglah dengan komunitas kami ada apa & Telegram.










