Sabtu, 27 Desember 2025 – 14: 42 WIB
Manggarai, VIVA — Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo mengungkap penyebab kapal wisata berjenis semi phinisi bernama KM Putri Sakinah tenggelam di Perairan Pulau Padar, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Jumat, 26 Desember 2025
Baca Juga:
Pelayaran ke Pulau Padar dan Komodo Ditutup Imbas Kapal Wisatawan Tenggelam
Kepala KSOP Kelas III, Stephanus Risdiyanto mengatakan kapal tersebut tenggelam setelah dihantam gelombang tinggi yang datang secara tiba-tiba dengan ketinggian mencapai 3 meter.
“Ketinggian gelombang yang terjadi di lapangan adalah swell atau gelombang tinggi yang datang secara tiba-tiba antara 2 – 3 meter dan terjadi dalam periode yang singkat, hanya setengah sampai satu jam saja, sehingga itu yang membuat kesulitan di dalam kami melakukan pencarian awal, karena gelombang tinggi,” kata Kepala KSOP Kelas III, Stephanus Risdiyanto di Labuan Bajo, Sabtu, 27 Desember 2025
Baca Juga:
Kronologi Kapal Wisata Tenggelam di Labuan Bajo, Satu Keluarga WNA Spanyol Hilang
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo
Gelombang swel atau “Gelombang pasang” merupakan gelombang laut yang sudah terbentuk sempurna, memiliki periode panjang, puncak halus, dan bergerak jauh dari sumber anginnya (badai) melintasi lautan, sering kali menempuh ribuan kilometer dan bisa tiba di pantai jauh setelah badai berlalu, menciptakan kondisi ombak yang teratur dan kuat.
Baca Juga:
Kapal Wisata Tenggelam di Labuan Bajo Usai Diterjang Gelombang Tinggi, 4 WNA Hilang
Ia menambahkan kapal wisata tersebut mengalami mati mesin dan tenggelam mengangkut sebanyak 11 penumpang. Belasan korban tersebut terdiri dari tujuh korban wisatawan asing berkewarganegaraan Spanyol, empat orang anak buah kapal (ABK) dan satu orang pemandu wisata (tour guide).
Kapal wisata tersebut sebelumnya melakukan perjalanan wisata ke Pulau Kalong, Taman Nasional Komodo (TNK). Usai menikmati area wisata itu mereka lalu bergerak ke Pulau Padar untuk selanjutnya melakukan treking di Pulau Padar pada Sabtu pagi, namun naas mengalami musibah kecelakaan saat perjalanan ke Pulau Padar.
“Kami telah melaksanakan evakuasi dan berhasil menyelamatkan tujuh orang, yang terdiri dari empat awak kapal, seorang overview dan dua penumpang, kemudian yang belum ditemukan ada empat penumpang,” ujarnya
Ia menjelaskan saat pencarian terhadap para korban tim SAR gabungan melakukan penyisiran kurang lebih 1 maritime mile selama 3 jam, namun belum menemukan korban lainnya.
Pencarian pada hari kedua, lanjut dia, mengerahkan sebanyak 40 personel yang terdiri dari KSOP Labuan Bajo, Basarnas, Baharkam Mabes Polri, Ditpolairud Polda NTT, Polairud Polres Manggarai Barat, Lanal Labuan Bajo, serta potensi maritim dari asosiasi pemilik kapal dan tim penyelam dari Persatuan Penyelam Profesional Komodo (P 3 KOM).
Halaman Selanjutnya
Sumber: Tonton











