Sabtu, 6 September 2025 – 06: 12 WIB
Korea Selatan, VIVA — Perjalanan mantan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae yong (STY) bersama Ulsan HD berjalan jauh dari kata mulus. Sejak ditunjuk sebagai pelatih pada 5 Agustus 2025, tim kebanggaan kota Ulsan itu justru makin terpuruk di papan bawah klasemen K League 1
Baca juga:
Penilaian Kluivert soal Debut Miliano Jonathans di Timnas Indonesia
STY sempat mengawali debutnya dengan manis lewat kemenangan tipis 1 -0 atas Jeju United pada 9 Agustus. Hasil itu sempat memunculkan harapan kebangkitan setelah Ulsan paceklik kemenangan dalam 11 laga sebelumnya.
Namun energy positif itu tak bertahan lama. Setelah laga tersebut, Ulsan justru menelan tiga kekalahan beruntun. Mereka kalah 2 – 4 dari Suwon FC, lalu dipermalukan FC Seoul dengan skor 2 – 3 di kandang, dan terakhir tumbang 0- 2 dari competing berat Jeonbuk Hyundai.
Baca juga:
Kluivert Puji Habis-habisan Pemain Ini Usai Timnas Indonesia Libas Taiwan
Statistik Buruk & Sorotan Taktik
Kekalahan melawan Jeonbuk menjadi bukti gamblang rapuhnya Ulsan. Mereka kalah dalam hampir semua aspek permainan: hanya mencatat 226 umpan dibanding 431 milik lawan, serta gagal menciptakan satu word play here tembakan tepat sasaran dari 15 percobaan.
Baca juga:
Terpopuler: Timnas Indonesia Kalahkan Arab Saudi dan Irak, Timnas Indonesia Bantai Taiwan
Eks pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong
Taktik Shin Tae-yong juga mulai jadi sorotan. Sang pelatih dinilai terlalu kaku dengan formasi 4 – 1 – 4 – 1 yang kurang efektif menghadapi tim dengan penguasaan bola tinggi. Media Korea menyebut Ulsan kehilangan identitas permainan dan kesulitan membangun serangan secara konsisten.
Ancaman Degradasi
Rangkaian hasil buruk itu membuat Ulsan HD terjerembab ke peringkat kedelapan klasemen sementara dengan 34 poin dari 28 pertandingan. Posisi ini berbahaya karena termasuk ke zona playoff degradasi, sesuatu yang sangat kontras dengan condition mereka sebagai salah satu klub besar di Korea Selatan.
Shin Tae-yong sendiri mengakui situasi sulit ini dan berjanji melakukan evaluasi selama jeda internasional. “Kami harus memperbaiki banyak hal, butuh waktu untuk membangun kembali tim,” ujarnya dikutip media lokal.
Tantangan Berat ke Depan
Usai jeda internasional, jadwal berat sudah menanti. Ulsan akan melakoni laga derby melawan Pohang Steelers pada 13 September, disusul duel di Liga Champions Asia Elite menghadapi Chengdu Rongcheng empat hari kemudian.
Dengan format K League 1 yang hanya memainkan 33 laga sebelum memasuki fase playoff, margin kesalahan sangat kecil. Jika tak segera bangkit, ancaman degradasi nyata di depan mata Ulsan HD sekaligus menambah panjang catatan mengecewakan Shin Tae-yong di awal kepulangannya ke Korea Selatan.
Halaman Selanjutnya
Ancaman Degradasi