Kamis, 19 Juni 2025 – 19:30 WIB
Jakarta, Viva – Bank Indonesia (BI) telah mengumumkan perpanjangan langkah -langkah bantuan pembayaran kartu kredit hingga 31 Desember 2025. Kebijakan ini awalnya akan berakhir pada 30 Juni 2025.
Baca juga:
BI Kembali Perpanjang Keringanan Bayar Tagihan Kartu Kredit hingga Akhir 2025
Pengumuman itu dibuat oleh Gubernur BI Perry Warjiyo selama konferensi pers tentang hasil pertemuan Dewan Gubernur Bank Sentral Juni 2025.
“Perpanjangan Kebijakan Biaya Sistem Kliring Nasional (SKNBI) dan Kebijakan Kartu Kredit (CC) akan berlanjut hingga 31 Desember 2025,” kata Warjiyo, Kamis (19 Juni).
Baca juga:
KPK Panggil Deputi Gubernur Bank Indonesia dan Pejabat OJK terkait Korupsi Dana CSR
Kebijakan bantuan termasuk menurunkan pembayaran kartu kredit minimum dari 10% menjadi 5% dari total tagihan. Selain itu, biaya pembayaran terlambat dibatasi pada maksimum 1% dari tagihan dan tidak boleh melebihi IDR 100.000.
Dia juga menyatakan bahwa biaya transaksi SKNBI dari Bank Indonesia ke bank tetap di Rp 1, sedangkan biaya yang dibebankan oleh bank kepada pelanggan dibatasi di IDR 2.900.
Baca juga:
Besok, KPK Panggil Periksa Deputi Gubernur Bank Indonesia Filianingsih Hendarta soal Korupsi Dana CSR
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo
“Kebijakan biaya ini diperpanjang hingga akhir tahun 2025 untuk membantu mendukung konsumsi swasta, terutama di antara rumah tangga,” jelasnya.
Sementara itu, Warjiyo melaporkan bahwa pertumbuhan kredit pada Mei 2025 berdiri di 8,43% tahun-ke-tahun, sedikit lebih rendah dari pertumbuhan 8,88% April.
Dari sisi penawaran, bank masih menunjukkan preferensi yang kuat untuk berinvestasi dalam sekuritas, bahkan ketika standar pinjaman mulai mengencang.
“Likuiditas perbankan tetap memadai, meskipun pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) melambat dari 5,51% yoy pada Januari 2025 menjadi 4,29% yoy pada Mei 2025,” lanjutnya.
Halaman Selanjutnya
Sementara itu, Warjiyo melaporkan bahwa pertumbuhan kredit pada Mei 2025 berdiri di 8,43% tahun-ke-tahun, sedikit lebih rendah dari pertumbuhan 8,88% April.