Rabu, 18 Juni 2025 – 07:01 WIB
Jakarta, Viva – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhono (AHY) menyebutkan bahwa mega proyek Tanggul Laut Raksasa atau Giant Sea Wall di Pantai Utara (Pantura) Jawa tidak seluruhnya menggunakan material beton.
Baca juga:
Menko AHY Sebut Banjir Rob dan Penurunan Muka Tanah Jadi Ancaman Serius: Harus Segera Dicarikan Solusi
AHY mengatakan bahwa di wilayah tertentu tidak menggunakan beton, namun menggunakan tanggul natural alias pohon mangrove.
Hal tersebut disampaikan AHY ketika menghadiri acara Rapat Kerja Gubernur Mitra Praja Utama Tahun 2025 yang digelar di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat pada Selasa, 17 Juni 2025.
Baca juga:
AHY Ajak Perusahaan-perusahaan Belanda Kolaborasi Bangun Giant Sea Wall
Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
“Tidak harus sama semuanya, ada lokasi-lokasi yang masih bisa kita tangani dengan menggunakan pendekatan natural tadi. Ada solusi berbasis alam namanya, solusi berbasis alam. Menggunakan mangrove, menggunakan yang bukan beton lah, kira-kira begitu,” ujar AHY dalam keterangannya, Selasa, 17 Juni 2025.
Baca juga:
Pemerintah Bisa Gandeng Belanda Bangun Giant Sea Wall, Anindya Bakrie: Mereka Ahlinya
AHY menyampaikan bahwa pihaknya bakal mendahulukan pembangunan tanggul laut yang berada di wilayah yang dinilai rentan terjadinya banjir rob.
“Ada yang memang sudah sangat parah, artinya tidak bisa, kita harus benar-benar membangun dinding tebal dan tinggi. Tapi tidak semua, dan ini juga kita prioritaskan mana yang paling rentan terhadap ancaman banjir,” tuturnya.
AHY menyebutkan bahwa pesisir utara di Jakarta merupakan salah satu wilayah di Pulau Jawa yang dinilai sangat rentan tenggelam lantaran penurunan permukaan tanahnya sudah cukup parah.
“Khususnya Jakarta yang mengalami ancaman dari tingginya air laut dan menurunnya permukaan tanah,” katanya.
Dia menambahkan, untuk pembangunan tanggul di pesisir Utara Jakarta perlu ditangani dengan segera untuk jangka panjang.
Kendati demikian AHY tidak ingin pembangunan tanggul yang membentang dari Banten hingga Jawa Timur ditangani dengan tergesa-gesa karena tidak efisien. “Kecepatan bukan berarti menjadi tergesa-gesa, akhirnya ada yang tidak efisien,” katanya.
Halaman Selanjutnya
AHY menyebutkan bahwa pesisir utara di Jakarta merupakan salah satu wilayah di Pulau Jawa yang dinilai sangat rentan tenggelam lantaran penurunan permukaan tanahnya sudah cukup parah.