Jakarta, 26 Agustus 2025 – Setiap tahun, jutaan ton makanan terbuang percuma di Indonesia, termasuk dari toko kelontong yang membuang sekitar 30% stok makanan karena mendekati kedaluwarsa atau alasan estetika. Kini, sebuah aplikasi revolusioner hadir untuk mengubah sampah jadi berkah, memungkinkan konsumen membeli produk tersebut dengan harga murah sebelum toko membuangnya.
Limbah Makanan: Krisis yang Terabaikan
Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup, 40% sampah di TPA Indonesia berasal dari sisa makanan, termasuk dari ritel seperti toko kelontong. Padahal, banyak produk ini masih layak konsumsi namun terbuang karena kebijakan toko atau kemasan yang rusak. Aplikasi “SaveFood” hadir sebagai solusi, menghubungkan toko dengan konsumen yang ingin membeli makanan berpotensi terbuang dengan harga diskon hingga 50-70%.
Cara Kerja SaveFood: Dari Toko ke Meja Makan
- Pendaftaran Mitra Toko: Toko kelontong mendaftar di aplikasi dan mengunggah daftar produk yang akan kadaluwarsa dalam 1-3 hari.
- Notifikasi Real-Time: Pengguna menerima pemberitahuan diskon berdasarkan lokasi.
- Pembelian Kilat: Produk bisa dibeli via aplikasi atau langsung di toko dengan menunjukkan kode QR.
- Dampak Langsung: Setiap transaksi mengurangi jejak karbon dan menghemat anggaran belanja.
Kisah Sukses: Pedagang dan Konsumen Untung
Budi, pemilik toko kelontong di Bandung, mengaku mengurangi limbah hingga 80% sejak bergabung dengan SaveFood. “Dulu saya rugi karena harus membuang stok, sekarang malah dapat penghasilan tambahan,” ujarnya.
Baca Juga: KLH Percepat Pengendalian Sampah 100%, Target Indonesia Bersih 2029
Sementara itu, Fitri, seorang ibu rumah tangga di Jakarta, menghemat Rp300.000 per minggu dengan membeli bahan makanan melalui aplikasi. “Beras, mi instan, bahkan susu kemasan masih bagus, harganya separuh dari biasa,” katanya.
Dampak Lingkungan dan Ekonomi
SaveFood telah bermitra dengan 1.200+ toko di 15 kota dan menyelamatkan 25 ton makanan dalam 6 bulan terakhir. Menurut perhitungan FAO, ini setara dengan mengurangi emisi karbon dari 500 mobil yang beroperasi selama setahun.
Tantangan dan Masa Depan
Meski menjanjikan, SaveFood masih menghadapi kendala seperti persepsi negatif terhadap produk “hampir kadaluwarsa”. Tim mereka gencar mengedukasi masyarakat melalui konten di TikTok dan Instagram tentang beda best before (batas kualitas) dan expired date (batas aman).
Kedepannya, aplikasi ini berencana menambahkan fitur donasi otomatis ke panti asuhan dan integrasi dengan layanan pesan-antar.
Tertarik Coba?
Unduh SaveFood di [Play Store/App Store] dan ikuti pergerakan #ZeroFoodWaste untuk masa depan lebih berkelanjutan!