Rabu, 19 November 2025 – 20:07 WIB
Tomohon, VIVA – Selama lebih dari dua dekade beroperasi, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong di Kota Tomohon, Sulawesi Utara, menjadi saksi perjalanan panjang PT PLN (Persero) dalam mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) di kawasan timur Indonesia.
Baca Juga:
Bikin RI Mandiri Penuhi Pasokan Listrik, Bos PLN Butuh Investasi Rp 3.000 Triliun
Pembangkit ini menjadi komitmen PLN dalam menghadirkan listrik bersih yang andal dan berkelanjutan bagi masyarakat di Sulawesi Utara dan Gorontalo.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa PLN sebagai tulang punggung transisi energi nasional terus mendorong pemanfaatan energi bersih di sektor ketenagalistrikan.
Baca Juga:
Dalam 5 Tahun, ESDM Targetkan 10 Ribu Titik di Wilayah 3T Bakal Tersambung Listrik
“PLN berkomitmen mendukung transisi energi berbasis energi baru terbarukan menuju Net Zero Emissions. Melalui pengembangan berbagai sumber energi baru terbarukan, kami berupaya menghadirkan pasokan listrik yang andal, ramah lingkungan, dan berkelanjutan demi masa depan energi Indonesia. Keberadaan PLTP Lahendong ini membuktikan bahwa sejak lama PLN telah menjadi pionir dalam pengembangan energi terbarukan di Tanah Air,” ujar Darmawan, dikutip Rabu, 29 November 2025.
Dikelola oleh PT Indonesia Power (PLN IP), subholding PLN, PLTP Lahendong Unit 1-4 menjadi pembangkit EBT terbesar di wilayah Sulawesi Utara dan Gorontalo (Sulutgo). Energi panas bumi dari Lahendong kini memasok sebagian besar kebutuhan listrik bersih di sistem kelistrikan Sulutgo, melampaui kontribusi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan tenaga surya.
Baca Juga:
RI Mulai Impor Minyak AS Senilai Rp257 T pada Desember
Manager Unit Layanan Pusat Listrik PLTP Lahendong PLN IP, H.S.M. Saragih, menjelaskan bahwa PLTP Lahendong memiliki kapasitas terpasang 4×20 Mega Watt (MW) dengan total daya 80 MW. Jumlah ini berkontribusi signifikan terhadap sistem kelistrikan Sulutgo.
“Beban puncak sistem kelistrikan Sulutgo saat ini tercatat mencapai 490 MW. Dari jumlah itu, 18% suplai listrik dihasilkan oleh PLTP Lahendong. Artinya panas bumi di wilayah ini tidak hanya berkontribusi signifikan terhadap porsi energi bersih, tetapi juga memastikan pasokan listrik tetap stabil dan andal bagi seluruh pelanggan di Sulutgo,” ujar Saragih di Tomohon, Sulawesi Utara, Rabu (30/10/2025).
PLTP Lahendong merupakan salah satu pionir pengembangan energi panas bumi di kawasan timur Indonesia. Eksplorasi pertama dilakukan pada periode 1994–1996. Pembangunan Unit 1 dimulai pada 1996 dan beroperasi komersial pada 2001, diikuti Unit 2 pada 2007, Unit 3 pada 2009, serta Unit 4 pada 2011. Hingga kini seluruh unit masih beroperasi optimal untuk menopang sistem kelistrikan Sulutgo.
Halaman Selanjutnya
“Unit 1 sudah beroperasi selama 25 tahun dan masih bisa beroperasi maksimal 20 MW. Unit 2 beroperasi sejak 2007, unit 3 pada 2009, dan unit 4 pada 2011. Semuanya hingga kini masih beroperasi penuh menyuplai sistem Sulutgo,” kata Saragih.












