Ilustrasi Bitcoin. Foto: Bitocto Exchange

jpnn.com JAKARTA – Harga Bitcoin pada hari ini Rabu (19/ 11 menunjukkan penguatan seiring ekspektasi likuiditas yang membaik di Amerika Serikat, terutama setelah The Fed berencana menghentikan penurunan neracanya dan membuka opsi operasi repo yang bisa menambah cadangan dana ke sistem keuangan.

Sebelumnya, harga Bitcoin sempat terkoreksi dan menyentuh level USD 89 000 yang mencatat level terendah dalam tujuh bulan terakhir pada Selasa (18/11

Vice President INDODAX, Antony Kusuma menekankan kondisi pasar seperti ini merupakan bagian dari dinamika alami siklus kripto.

“Pergerakan harga yang terjadi saat ini lebih banyak dipengaruhi faktor teknis dan sentimen worldwide dalam jangka pendek. Basic aset digital tetap kuat, dan di situasi seperti ini penting bagi investor untuk mengambil keputusan secara tenang dan terukur,” ujar Antony.

Antony juga menegaskan tekanan harga yang tajam seperti ini kerap terjadi ketika pasar sedang menyesuaikan diri dengan kondisi global.

“Kami memahami koreksi cepat bisa membuat banyak financier merasa cemas. Namun fase seperti ini biasanya bersifat sementara dan pasar akan kembali bergerak lebih rasional setelah volatilitas mereda,” jelasnya.

Menurutnya, volatilitas jangka pendek tidak mengubah pandangan jangka panjang para pelaku pasar berpengalaman.

“Bagi investor jangka panjang, momen seperti ini sering dianggap sebagai peluang untuk menambah posisi secara bertahap,” tambah Antony.

Koreksi seperti ini dinilai wajar terjadi setelah Bitcoin sempat mencapai level tertinggi sepanjang masa pada awal Oktober 2025 lalu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google Berita

Tautan Sumber