Jumat, 13 Juni 2025 – 00: 20 WIB

Jakarta, Viva — Investigasi terbaru Greenpeace mengungkap bahwa hasil tambang nikel dari Raja Ampat, Papua Barat Daya, diduga telah masuk ke dalam rantai pasok global kendaraan listrik, termasuk untuk produsen besar seperti Hyundai, Tesla, BYD, BMW, hingga Mercedes-Benz.

Baca juga:

Misbakhun Tegaskan Penghentian Tambang Raja Ampat Sejalan dengan Arah Pembangunan Ekonomi Hijau

Temuan ini memunculkan dilema antara upaya transisi energi dan kerusakan lingkungan yang tak terhindarkan. Diketahui, hilirisasi dan transisi energi kerap dikampanyekan sebagai solusi untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Nikel, yang merupakan komponen utama baterai kendaraan listrik, menjadi salah satu komoditas yang mengalami lonjakan permintaan sejak 2016 Namun, di balik dorongan global menuju mobil listrik, deforestasi dan eksploitasi sumber daya alam di daerah-daerah sensitif seperti di Kabupaten Raja Ampat turut meningkat.

Baca juga:

Easycash Kantongi Laba Bersih Rp 13, 97 Miliar di 2024, Naik 22 Persen

Aktivitas tambang nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya

Aktivitas tambang nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya

Dalam temuan investigatif yang dilakukan Greenpeace, disebutkan bahwa salah satu perusahaan tambang nikel, PT GAK, telah aktif melakukan pengapalan nikel dari wilayah Raja Ampat

Baca juga:

Kapolri Perintahkan Anak Buah Dalami Dugaan Pidana Tambang Nikel di Raja Ampat.

Nikel dari PT GAK dilaporkan dikirim ke Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) di Halmahera Tengah, Maluku Utara– salah satu kawasan industri pengolahan nikel terbesar di Asia Tenggara.

Di IWIP, nikel tersebut kemudian diproses oleh berbagai perusahaan, termasuk Youshan Nickel Indonesia, perusahaan patungan antara PT Tsingshan (pemilik saham utama IWIP) dan grup Huayou asal Tiongkok.

Youshan Nickel diketahui memproduksi komponen baterai kendaraan listrik, yang menjadi bahan baku penting untuk berbagai produsen otomotif worldwide. Pun dengan Grup Huayou yang memasok nikel dari Indonesia ke berbagai produsen mobil listrik dunia.

“PT Huayou juga memasuk nikel ke dalam rantai pasokan baterai yang terkait dengan sejumlah produsen kendaraan listrik utama termasuk Toyota, Honda, Nissan, Hyundai, BMW, Mercedes, Tesla, dan BYD,” kata Ketua Tim Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia Arie Rompas dalam sebuah diskusi di Jakarta, Kamis, 12 Juni 2025

“Jadi ini nikel-nikel yang sudah ada di Raja Ampat, itu sudah sampai kepada merek-merek perusahaan dari data-data yang kami temukan,” sambungnya

Lebih lanjut, selain PT GAK, lanjut Rio– sapaan akrabnya, aktivitas tongkang dari perusahaan lain seperti PT KW dan perusahaan tambang di Manuran juga disebut telah memuat dan mengangkut nikel, meskipun belum terpantau jelas ke mana arah distribusinya.

Sebelumnya, pemerintah mencabut empat izin usaha pertambangan (IUP) di Raja Ampat, karena beberapa di antaranya masuk kawasan lindung geopark.

Keempat perusahaan dimaksud, yaitu PT Anugerah Surya Pratama, PT Nurham, PT Mulia Raymond Perkasa, dan PT Kawai Sejahtera Mining,

Walaupun demikian, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyebut berbagai izin itu diterbitkan sebelum Raja Ampat ditetapkan oleh UNESCO sebagai UNESCO Global Geopark (UGGp) pada 24 Mei 2023

“Secara teknis juga kami lihat, sebagian masuk kawasan geopark,” kata Bahlil menjelaskan alasan pencabutan IUP saat jumpa pers di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Selasa, 10 Juni 2025

Halaman Selanjutnya

“PT Huayou juga memasuk nikel ke dalam rantai pasokan baterai yang terkait dengan sejumlah produsen kendaraan listrik utama termasuk Toyota, Honda, Nissan, Hyundai, BMW, Mercedes, Tesla, dan BYD,” kata Ketua Tim Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia Arie Rompas dalam sebuah diskusi di Jakarta, Kamis, 12 Juni 2025

Halaman Selanjutnya

Tautan sumber