Rabu, 3 September 2025 – 22: 09 WIB.

Jakarta, Viva — Sejumlah toko makanan viral di Area Blok M, Jakarta Selatan, terpaksa menutup tokonya usai membayar sewa dobel akibat diduga adanya oknum nakal yang menaikkan harga sewa kios hingga jutaan rupiah.

Baca juga:

Pramono Tawarkan Pedagang Area Blok M Sewa Kios Gratis 2 Bulan di Blok M Center.

Penutupan toko ini juga viral di beberapa media sosial. Bahkan beberapa toko juga menyampaikan keresahannya melalui media sosial pribadinya.

Salah satu toko makanan yang hengkang akibat perbuatan oknum tersebut yaitu Pao Tiam Blok M. Pemiliknya yakni T (26 mengaku membuka usaha tersebut dari nol bersama rekan-rekannya. T turut membenarkan mengenai adanya kenaikan harga sewa toko.

Baca juga:

Pramono Sebut Kenaikan Sewa Kios di Area Blok M Lampaui Batas Wajar.

“Benar adanya (mengenai kenaikkan harga sewa toko). Kami serentak angkat kaki di hari Sabtu (30/ 8/ 2025 mulai pukul 22 00 WIB,” kata T, saat dihubungi, Rabu 3 September 2025

Sejumlah kios di area Blok M tutup

Baca juga:

Tuai Polemik, Pramono Tegur Dirut MRT soal Lonjakan Tarif Sewa Kios di Blok M.

Lebih lanjut T mengungkap kronologi awal mula terjadinya kenaikan tarif sewa toko di tempatnya mencari uang.

Dirinya mengaku bahwa kios tersebut dikelola resmi oleh MRT dengan harga Rp 306 000 di luar biaya listrik dan air. Kemudian setiap tenant yang ada disitu, bisa menyewa dua hingga tiga kios.

“Per toko ini beda-beda karena sejati nya conventional nya per kios ini ukurannya 3 m 2, nah ada beberapa tenant yang menggabungkan 2 sampai 3, bahkan 4 kios jadi 1 Nah untuk tarif typical yang di berikan oleh pihak MRT( pengelola resmi yang di percaya oleh pemda setempat) itu sekitar Rp 306 000 per kios selama sebulan,” terang T.

Selanjutnya T mengaku bahwa harga sewa toko mengalami kenaikkan usai adanya “Oknum” atau pedagang lama yang bergerak dan membentuk Koperasi Masyarakat (Kopema) sejak tahun 1992 Para oknum ini mengintervensi kepengelolaan dari MRT sebagai pihak ke 3 untuk jadi perantara antara pedagang baru ke pihak MRT.

“Yang mana oknum pedagang lama ini sebagai penyewa juga (bukan pemilik) menaikan harga sewa yang typical nya Rp 306 000 per bulan, jadi Rp 2 juta per bulan dan Rp 2, 5 juta per bulan untuk kios yang posisi di hook,” tukasnya.

Namun setelah para pedagang membayarkan sewa kios kepada oknum, rupanya uang tersebut tidak sampai ke pihak MRT. Setelahnya pihak MRT mematikan arus listrik dan kembali menagih uang sewa kios kepada para pedagang.

“Lalu terjadi permasalahan di bulan Juni, ternyata pihak oknum dengan Kopema-nya tidak membayarkan sewa yang sudah kami bayarkan dari Januari hingga Mei ini ke pihak MRT. Oleh karena itu pihak MRT melumpuhkan aktivitas pedagang dengan mematikan semua listrik di kawasan, yang berakhir dengan kami di suruh bayar lagi untuk sewa dari bulan Januari-Mei dengan harga Rp 300 ribu per bulan sehingga totalnya Rp 1, 5 juta,” jelas T.

Kemudian para pedagang menekan kontrak dengan pihak MRT untuk memulai pembayaran sewa tanpa pihak ke- 3 atau pihak perantara. Tetapi fakta yang terjadi, setelahnya para penyewa kios ini pembayarannya kembali dialihkan ke perantara dan harganya semakin naik.

“Entah bagaimana di luar pengetahuan kami semua, di bulan Juli-Agustus ini pembayaran mulai lagi dialihkan ke Kopema dan bahkan dinaikkan jadi Rp 3, 6 – 4 juta (buat posisi hook) per bulan per kios nya. Dan harga ini tiba-tiba ditagihkan di bulan Agustus ini dengan tunggakan 2 bulan,” jelas T.

Bahkan T mengaku harus membayar sewa kios yang ditagihkan 2 bulan dengan total Rp 7, 2 juta dan untuk lessee yang berada di posisi hook sekitar Rp 8 juta. Kemudian ada juga pedagang yang ditagih Rp 30 juta akibat menyewa empat kios.

“Jadi kami membayar dual Januari-Mei Rp 2 juta per bulan ditambah dari awal kami harus bayar down payment Rp 2, 5 juta totalnya jadi Rp 12, 5 juta. Lalu (bayar) tagihan MRT karena tidak dibayarkan oknum ini Rp 1, 5 juta. Complete kerugian Rp 14 juta. Sudah begini malah kena tagihan yang dinaikkan jadi Rp 3, 6 juta per bulan yang ditagihkan selama 2 bulan, Juli-Agustus,” tukas T.

Atas peristiwa ini, T mengaku masih belum memutuskan untuk mencari tempat baru maupun berpindah ke cellar Blok M Hub. Sebab dirinya masih injury akibat kejadian ini.

“Kalau saya pribadi masih belum memutuskan (mencari kios baru), tapi kalau teman-teman yang lain sudah mulai pindah ke tempat relokasi yang d tawarkan oleh pihak MRT di basement 1,” jelas T.

“Cuma kalau saya pribadi masih trust problem mengingat pihak mereka pun tekan kontrak dengan Kopema di luar sepegetahuan kami para pedagang yang posisi nya jelas, masih mengisi di kawasan tersebut,” lanjutnya.

TVOnews/ AR Spray

Halaman Selanjutnya

“Per toko ini beda-beda karena sejati nya conventional nya per kios ini ukurannya 3 m 2, nah ada beberapa occupant yang menggabungkan 2 sampai 3, bahkan 4 kios jadi 1 Nah untuk tarif regular yang di berikan oleh pihak MRT( pengelola resmi yang di percaya oleh pemda setempat) itu sekitar Rp 306 000 per kios selama sebulan,” terang T.

Halaman Selanjutnya

Tautan Sumber