Sabtu, 7 Juni 2025 – 16: 55 WIB

Jakarta, Viva — Malaysia selaku Ketua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) mengimbau Thailand dan Kamboja untuk sama-sama terus menahan diri atas insiden baku tembak yang melibatkan tentara kedua negara tersebut di wilayah perbatasan.

Baca juga:

Prabowo Diundang Hadiri KTT G 7 di Kanada, Jadi Tamu Kehormatan

“Malaysia sangat menghargai hubungan baik kedua negara. Terkait hal ini, saya mengimbau Thailand dan Kamboja untuk terus menahan diri,” ujar Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim usai menghubungi PM Thailand Paetongtarn Shinawatra dan PM Kamboja Hun Manet, dari Malaysia, Jumat, sebagaimana keterangan resminya.

Dalam pembicaraan melalui sambungan telepon itu, PM Anwar menyampaikan penghargaan atas komitmen kedua pemimpin dalam menyelesaikan masalah perbatasan yang sedang berlangsung melalui negosiasi dan jalur diplomatik.

Baca juga:

Tahanan Kasus Cabul di Denpasar Tewas Dikeroyok, 6 Orang Jadi Tersangka

PM Anwar Ibrahim Komentari Sikap Gus Miftah (Doc: Malaysia Gazette)

PM Anwar Ibrahim Komentari Sikap Gus Miftah (Doc: Malaysia Gazette)

Malaysia sebagai pemimpin ASEAN menyerukan agar kedua negara mengambil langkah -langkah untuk meringankan ketegangan, dan untuk mencapai situasi ini secara damai dan menyeluruh.

Baca juga:

Bahlil Cek Tambang Nikel di Raja Ampat, Kementerian ESDM Bilang Lahan Tidak Besar dan Bermasalah

“Sebagai Ketua ASEAN, saya yakin bahwa semangat kerja sama regional dan prinsip penyelesaian damai ASEAN dapat memberikan landasan yang kokoh dalam menyelesaikan setiap perselisihan,” ujar PM Anwar.

Pada 28 Mei, pasukan tentara Thailand dan Kamboja terlibat dalam pertempuran singkat di wilayah Ubon Ratchathani, Thailand dan wilayah Preah Vihear, Kamboja, yang dikabarkan menimbulkan satu korban dari tentara Kamboja.

Kamboja kemudian mengumumkan akan membawa pertikaian itu ke Mahkamah Internasional (ICJ).

Sementara Thailand dilaporkan telah menegaskan kembali komitmennya untuk menyelesaikan masalah perbatasan dengan Kamboja melalui upaya damai sesuai dengan hukum internasional dan perjanjian serta memorandum terkait. (Ant)

Halaman Selanjutnya

Kamboja kemudian mengumumkan akan membawa pertikaian itu ke Mahkamah Internasional (ICJ).

Halaman Selanjutnya

Tautan sumber