Sabtu, 7 Juni 2025 – 10:07 WIB

Jakarta, Viva – Perkembangan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan saat ini telah membawa manusia masuk ke dalam sebuah peradaban baru yang berkonsepkan kemajuan intelektualitas.

Baca juga:

Investasi Teknologi 2025 Fokus ke AI dan Keamanan Siber: Indonesia Jangan Sampai Tertinggal

Hal ini mengarahkan kehidupan manusia saat ini masuk ke era digitalisasi sampai kepada kecerdasan buatan (AI) atau kecerdasan buatan.

Teknologi yang berkembang secara dinamis turut serta mendorong pola perubahan sosial di kehidupan, di mana masyarakat harus mampu secara adaptif mengikuti arus kemajuan agar tidak ketinggalan.

Baca juga:

PLABS Jadi Mitra WPP STREAM 2025 Kembangkan Layanan AI

Revolusi Industri 4.0 menjadi kemajuan terakhir yang paling banyak diterapkan dalam industri. Namun, baru-baru ini muncul gagasan baru, yakni era society 5.0 yang muncul usai pandemi Covid-19.

Seiring dengan perkembangan zaman, society 5.0 yang digagas oleh Jepang pada 21 Januari 2019, memungkinkan manusia menggunakan ilmu pengetahuan yang berbasis modern, seperti AI, robot, dan Internet of Things (IoT).

Baca juga:

Menkomdigi: AI Lokal Harus Jaga Budaya dan Kedaulatan Data

Teknologi tersebut digunakan bukan hanya untuk kebutuhan hidup, tapi juga mempermudah aktivitas manusia.

Sociey 5.0 adalah era dimana fokusnya pada konteks terhadap manusia. Apabila AI digunakan oleh revolusi industri, society 5.0 lebih mengandalkan manusia sebagai komponen utama dalam menggunakan teknologi modern.

Ilustrasi Internet of Things (IoT).

Ilustrasi Internet of Things (IoT).

Ilustrasi Internet of Things (IoT).

Ilustrasi Internet of Things (IoT).

Menyikapi tantangan era society 5.0, BRI Life secara proaktif beradaptasi dengan menerapkan strategi

dalam aktivitas

branding

dan

pemasaran

.

Di era saat ini, penerapan strategi Omnichannel telah menjadi keharusan bagi mereka yang ingin memberikan layanan terbaik kepada pelanggan.

Sebab, hal ini tidak terlepas dari perubahan pola konsumen yang hidup di tengah integrasi lintas platform offline dan online. Pengalaman pelanggan melintasi dua platform tersebut sebagai ciri khas era Phygitalintegrasi fisik dan digital.

“Era society 5.0 menuntut setiap pelaku industri harus mengikuti perkembangan digital dan teknologi baru yang kian pesat. Tidak hanya itu, persaingan di dunia bisnis juga semakin kompetitif, hingga strategi marketing kami juga harus terus beradaptasi dan menyesuaikan dengan dinamika yang ada,” kata Direktur Utama BRI Life, Aris Hartanto.

Menurutnya, BRI Life berhasil memperluas penetrasi pasar asuransi jiwa melalui berbagai kanal pemasaran, termasuk bancassurancekeagenan, Telemarketing hingga Pemasaran Digitalmelalui strategi Omnichannel. Jadi, nasabah bisa memanfaatkan aplikasi BRI Life My Access untuk dapat mengakses informasi dan layanan Polis secara digital.

Atas keberhasilan menerapkan Omnichannel, BRI Life diganjar penghargaan ‘Phygital CX Program’ dalam ajang ‘Marketeers Omni Brands of the Year 2025’. “Penghargaan ini menjadi motivasi dan semangat untuk terus menerapkan Omnichannel dengan mengembangkan aplikasi-aplikasi inovatif,” ungkap dia.

Halaman Selanjutnya

Menyikapi tantangan era society 5.0, BRI Life secara proaktif beradaptasi dengan menerapkan strategi Omnichannel dalam aktivitas branding dan marketing.

Halaman Selanjutnya


Tautan sumber