Kamis, 5 Juni 2025 – 23:58 WIB
Jakarta, Viva – Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, konsumsi susu per kapita di Indonesia pada tahun 2020 hanya mencapai 16,27 kilogram per tahun. Angka ini tertinggal cukup jauh jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia yang mencapai 36,2 kilogram dan Thailand sebesar 22,2 kilogram.
Baca juga:
Segelas Susu Setiap Hari: Manfaatnya Ajaib Bukan Cuma untuk Tubuh, Otak, dan Kulit!
Rendahnya konsumsi ini patut menjadi perhatian, mengingat susu merupakan sumber protein hewani dan kalsium penting yang berperan dalam pertumbuhan tulang, imunitas, serta fungsi otak. Scroll untuk info selengkapnya!
Sebuah kajian dalam Journal of Dairy Science menegaskan bahwa konsumsi rutin produk susu dapat berkontribusi besar pada pembentukan massa tulang selama masa pertumbuhan. Tanpa asupan kalsium yang cukup sejak usia dini, risiko osteoporosis dan patah tulang di masa tua meningkat secara signifikan.
Baca juga:
Hari Susu Dunia: Manfaat susu bukan hanya minuman biasa!
Namun, persoalan tak hanya terletak pada konsumsi masyarakat. Produksi susu segar dalam negeri pun masih tertinggal. BPS mencatat bahwa produksi lokal baru mencukupi sekitar 22 persen dari total kebutuhan nasional—sisanya 78 persen masih dipenuhi dari impor. Untuk menekan ketergantungan ini, Kementerian Pertanian mendorong industri pengolahan susu untuk menyerap hasil produksi peternak lokal.
“Kami percaya bahwa meningkatkan konsumsi susu tidak hanya berdampak pada kesehatan individu, tetapi juga mendukung kesejahteraan peternak lokal yang menjadi tulang punggung produksi susu segar di Indonesia,” ujar CEO Susu Mbok Darmi, Dhony Pratama, dalam keterangannya, dikutip Kamis 5 Juni 2025.
Baca juga:
World Milk Day 2025: Momen Tingkatkan Gizi Anak, Tekan Stunting di Indonesia
Bertepatan dengan Hari Susu Sedunia, Susu Mbok Darmi menggelar aksi berbagi 1.000 cup susu segar di area Car Free Day Jakarta. Inisiatif ini menjadi simbol dukungan nyata terhadap peningkatan asupan protein hewani, sekaligus memperkuat keberpihakan pada peternak lokal.
Kegiatan Hari Susu Sedunia ini turut melibatkan Komisi Nasional Perlindungan Anak serta komunitas muda seperti Teman Baru dan Join Dong. Ketua Komnas Perlindungan Anak, Agustinus Sirait, menyambut baik inisiatif ini.
“Akses gizi seperti susu segar harus terus diupayakan, bukan hanya untuk kesehatan anak, tetapi juga sebagai bagian dari pemenuhan hak anak atas pangan bergizi,” pungkasnya.
Melalui momentum ini, masyarakat diajak untuk lebih peduli terhadap kebutuhan gizi keluarga dan mendukung produk susu lokal sebagai bagian dari gaya hidup sehat dan berkelanjutan.
“Selama 12 tahun terakhir, kami memiliki komitmen berkolaborasi dengan peternak lokal. Bagi kami, ini bukan sekadar tanggung jawab sosial, melainkan langkah nyata untuk memberdayakan ekonomi lokal sekaligus menghadirkan produk berkualitas bagi masyarakat luas,” tutupnya.
Halaman Selanjutnya
Kegiatan Hari Susu Sedunia ini turut melibatkan Komisi Nasional Perlindungan Anak serta komunitas muda seperti Teman Baru dan Join Dong. Ketua Komnas Perlindungan Anak, Agustinus Sirait, menyambut baik inisiatif ini.