Selasa, 2 September 2025 – 22: 34 WIB

Semarang, VIVA — Polda Jawa Tengah memberikan klarifikasi terkait penyebab kematian Iko Juliant Junior, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang (Unnes) di saat ramai demonstrasi di Jawa Tengah. Kepolisian menegaskan, Iko memang meninggal dunia karena kecelakaan.

Baca juga:

10 Saksi Diperiksa Terkait Kematian Mahasiswa Amikom saat Demo di Mapolda do it yourself

Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Artanto mengatakan, Iko mengalami kecelakaan di Jalan Expert pada Minggu 31 Agustus 2025 pukul 03 05 WIB. Saat itu, Iko yang berboncengan dengan rekannya Ilham, melaju dari arah barat menuju timur dan menabrak motor lain yang juga berboncengan dari belakang.

“Akibat tabrakan kecepatan tinggi dari arah belakang mengakibatkan keempat pengendara itu terpelanting ke depan jatuh ke bawah dan berakibat luka berat dan ringan,” ujar Artanto kepada wartawan, Selasa, 2 September 2025

Baca juga:

Mahasiswa Unnes Meninggal dengan Wajah Lebam Usai Demo, Sempat Mengigau ‘Ampun Pak, Jangan Pukuli Saya’

Mahasiswa FH Unnes Iko Julianti Junior meninggal dunia usai demonstration di Semarang

Peristiwa itu ternyata disaksikan oleh anggota Brimob yang sedang melakukan pengamanan di Jalan Expert. Artanto menyebut, Iko dan 3 orang yang terlibat kecelakaan itu dibawa ke RSUP dr Kariadi oleh Brimob.

Baca juga:

Masyarakat Didorong Ciptakan Suasana Aman di Tengah Aksi Demonstration

“Itu yang bawa Brimob. Dia ada di lokasi kan sedang pengamanan semua. Waktu itu dibawa ke RS pakai mobil dinas Brimob. Kita nggak mikir apapun segera kirim ke RS Kariadi dari jam 03 05 sampai di sana 03 10 WIB, keempatnya dibawa semua,” ujarnya

Artanto juga menjelaskan, terkait perbedaan keterangan lokasi kejadian kecelakaan. Awalnya keluarga menerima lokasi kecelakaan ada di Jalan Dr Cipto, namun kemudian berubah di Jalan Professional.

Adapun lokasi kecelakaan di Jalan Dr Cipto juga sudah dibenarkan oleh Satuan Polisi Lalu Lintas Polrestabes Semarang.

“Namanya kejadian peristiwa yang mendadak singkat, yang membawa belum tentu tahu itu jalan apa. Ini perlu kita cek faktanya dan kita kumpulkan cctv di jalan dan saksi dimintai keterangan,” ujar Artanto.

Ditanya mengapa keluarga Iko baru mendapat kabar pada pukul 11 00 WIB, menurut dia, itu dinamika di lapangan. Kemudian, untuk motor korban yang awalnya masih ditahan di Polda Jateng sudah diserahkan di Polrestabes Semarang untuk penyelidikan.

“Itu dinamika di lapangan ya. Namanya orang buru-buru kecelakaan, panik, tunggu perkembangan,” ungkap Artanto

Sementara untuk luka lebam yang didapat oleh Iko, Artanto menyatakan akan menunggu hasil visum. Namun untuk potensi ekshumasi, Artanto akan menunggu perkembangan. “Kita minta hasil visum. Kita kumpulkan fakta di lapangan,” tegas Artanto.

Meski begitu, kasus kecelakaan ini masih dalam penyelidikan. Ia menegaskan, Polda Jateng berkomitmen akan transparan dalam melakukan penyelidikan perkara ini.

“Tentu semua yang berkaitan akan dilakukan pemeriksaan. Penyelidikan dan penyidikan Satlantas dapat asistensi khusus Polda Jateng dan kita akan transparan. Kita komunikasi dengan pihak keluarga, kita berduka. Monggo (kalau mau laporan) kami sudah ambil langkah penyelidikan,” kata Artanto

Sebelumnya, melalui Pusat Bantuan Hukum (PBH) Ikatan Alumni Fakultas Hukum (FH) Unnes keluarga menilai kematian Iko penuh dengan kejanggalan. Antara lain, ada luka sobek di bibir Iko dan luka lebam di mata. Korban juga diantar dalam kondisi kritis oleh kendaraan Brimob ke RSUP Dr Kariadi Semarang sebelum meninggal dunia.

Laporan: Didiet Cordiaz/tvOne Semarang

Halaman Selanjutnya

Ditanya mengapa keluarga Iko baru mendapat kabar pada pukul 11 00 WIB, menurut dia, itu dinamika di lapangan. Kemudian, untuk motor korban yang awalnya masih ditahan di Polda Jateng sudah diserahkan di Polrestabes Semarang untuk penyelidikan.

Halaman Selanjutnya

Tautan Sumber